NAMA
|
: KRISNA DWI PRASETIAWAN
|
NIM
|
: 2014006053
|
DOSEN PENGAMPU
|
: ARIF BINTORO JOHAN, S.PD.T.,
M.Pd.
|
PRODI / MATA KULIAH
|
: PTM / PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
|
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
ANAK USIA SEKOLAH
A.
PENDAHULUAN
Secara kodrati manusia selalu ingin
mendidik keturunanya yang dilakukan pada setiap tahapan umur. Baik tahapan
janin, bayi, balita, kanak-kanak, remaja, dewasa maupun usia lanjut. Anak-anak
memasuki tahapan dimana mereka sudah cukup mengerti dan memahami sesuatu serta
mampu memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Pada tahapan ini, seorang
individu sedang menggali potensi dirinya yang digunakan dalam rangka mencapai
kematangan ketika individu tersebut beranjak dewasa. Namun, emosi anak-anak
kadang kala labil sehingga harus diarahkan dan diolah sedemikian rupa agar
tidak terjerumus pada sesuatu yang dapat merugikan dirinya maupun orang lain di
sekitarnya. Pada masa inilah, setiap individu akan mengalami masa-masa sekolah
dimana mereka akan berinteraksi ke dalam lingkup yang lebih luas dengan
berbagai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, harus dipelajari dan
dipahami setiap karakter anak usia sekolah agar dapat memberikan tugas dengan
tepat yang dapat mengoptimalkan potensi mereka yang sesuai dengan umur mereka.
B.
PEMBAHASAN
Pertumbuhan adalah perubahan secara
fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang
berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan juga diberi makna dan digunakan
untuk menyatakan perubahan-perubahan ukuran fisik yang bersifat kuantitatif,
seperti ukuran berat dan tinggi badan, ukuran dimensi sel tubuh, dan umur
tulang. Menurut Nagel dalam Sunarto dan Agung Hartono (2008,38), perkembangan
merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan
mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karna itu bilamana terjadi perubahan
struktur baik dalam organisasi maupun dalam bentuk, akan mengakibatkan
perubahan fungsi.
1. PERKEMBANGAN
FISIK DAN PSIKOMOTORIK
Awal dari perkembangan pribadi seorang pada asasnya
bersifat biologis (Allpoort, 1957. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya,
kondisi jasmanilah seseorang akann mempengaruhi normalitas kepribadiannya.
Secara fisik, masa remaja ditandai dengan adanya
pubertas yaitu masa ketika seorang mencapai kematangan seksual dan kemampuan
reproduksi. Kematangan ini berupa perkembangan karakteristik seks primes dan
sekunder. Perkembangan
seks primer terjadi ketika organ-organ seksual remaja sudah dapat memproduksi
hormon-hormon seksual seperti testosteron
pada laki-laki serta mulai mengalami ejakulasi yang ditandai dengan mimpi
basah. Dan Estradiol pada wanita serta mulai mengalami menstruasi. Perkembangan seks sekunder ditandai dengan
perkembangan alat kelamin, pertambahan tinggi, dan perubahan suara. Sedangkan
pada wanita dengan perkembangan buah dada, rahim dan kerangka tubuh.
Berikut adalah karakteristik perkembangan fisik
dan motorik anak usia sekolah :
- Fase/usia sekolah dasar (7-12 th) ditandai gerak/aktivitas motorik yg lincah.
- Usia yg ideal untuk belajar keterampilan.
- Motorik halus: menulis, menggambar, mengetik, kerajinan, menjahit, origami, dll.
- Motorik kasar: baris, beladiri, senam, berenang, atletik, sepak bola, dll.
- Perkembangan fisik yg normal mrp salah satu penentu kelancaran belajar (baik bid.pengetahuan maupun keterampilan)
- Upaya sekolah untuk memfasilitasi perkembangan motorik
- Sekolah merancang pelajaran keterampilan (mengetik, menjahit, menggambar, dan kerajinan tangan lainnya).
- Sekolah memberikan pelajaran olahraga (senam).
- Sekolah perlu menyiapkan guru/tenaga pengajar yg berkompeten di bidangnya.
- Sekolah menyediakan sarana-prasarana untuk keberlangsungan kegiatan tsb.
- Hubungan perkembangan fisik dan pembelajara
Perkembangan psikomotorik atau disingkat sebagai
perkembangan motor adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui
kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf,
dan otot. Proses tersebut dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross movement) yang melibatkan
bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi duduk, berjalan, lari, meloncat,
dan lain-lain. Kemudian dengan koordinasi halus (finer coordnation) yang melibatkan kelompok otot-otot halus dalam
fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, menggambar, mewarna, dll.
Menurut Hurlock
(1978) pencapaian kemampuan-kemampuan tersebut kemudian mengarah pada
pembengtukan ketrampilan (skill).
Ketrampilan tersebut yang dipelajrai dengan baik akhirnya akan
menimbulkan kebiasaan.
Perkembangan psikomotorik berhubungan erat dengan
perilaku individu. Pada aspek sosial, masa remaja adalah masa mencari jati
diri. Ketrampilan sosial berkembang pada konteks remaja ketika ia berinteraksi
dengan orang lain terutama dengan teman sebayanya. Percakaoan mengenai
topik-topik tertentu dalam pergaulan membantu siswa melihat berbagai hal dari
berbagai sudut pandang yang selanjutrnya mengembangkan cara berpikirnya.
Sedangkan pada aspek moral dan emosi, masa remaja adalah masa-masa yang
sensitif dan reaktif bahkan ada yang cenderung temperamental. Kondisi ini
diakibatkan oleh lingkungan yang tidak baik yang tidak baik. Bagi anak kegiatan fisik diperlukan untuk
mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi
untuk menyempurnakan berbagai keterampilan. Kebutuhan untuk selalu bergerak
perlu bagi anak karena energy yang terumpuk pada anak perlu penyaluran. Di
samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai
keterampilan menuju keseimbangan tubuh,seperti bagaimana menendang bola
dengan tepat sasaran, mengantisipasi gerakan. Pada prinsipnya selalu aktif
bergerak penting bagi anak.
Oleh karena itu, penanaman moral dan kepribadian yang
baik sangat menentukan dalam membentuk sikap oeserta didik pada usia
selanjutnya.
2. PERKEMBANGAN
KOGNITIF
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana
kemampuan berpikir anak berkembang dan berfungsi. Kemampuan kognitif dapat
dipahami sebagai kemampuan anak untuk berpikir lebih kompleks serta kemampuan
melakukan penalaran dan pemecahan masalah. Kemampuan berpikir anak berkembang dari
tingkat yang sederhana dan konkret ke tingkat yang lebih rumit dan abstrak. Dalam
pandangan Piaget, perkembangan
kognitif pada hakekatnya adalah perkembangan
penalaran logis. Baginya, berpikir dalam proses kognitif tersebut lebih
penting daripada sekedar mengerti. Pada masa remaja, peserta didik mulai
mengembangkan cara berpikirnyal. Peserta didik mulai berpikir secara hipotesis
dalam menyelesaikan masalah yaitu mencari alternative pemecahannya.
Sistem persekolahan dan keadaan social ekonomi
mempengaruhi terjadinya perbedaan pada perkembangan kognitif anak didik,
demikian pula dengan budaya, sistem nilai dan harapan dalam masyarakat.
Menurut Piaget, masa kanak-kanak
akhir berada dalam tahap operasi konkret dalam berpikir (usia 7-12 tahun).
Piaget menemukan beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan
kognitif anak, diantaranya :
1) Anak adalah
pembelajar yang aktif.
Anak tidak
hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang mereka lihat dan dengar secara
pasif, tetapi mereka secara natural memiliki rasa ingin tahu tentang dunia
mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi untuk membantu
pemahaman dan kesadarannya tentang realitas tentang dunia yang mereka hadapi.
2) Anak
mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak
tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari fakta-fakta yang
terpisah menjadi suatu kesatuan. Sebaliknya, anak secara gradual membangun
suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
3) Anak
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi
terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema.
Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak
menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya.
4) Proses
equilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran yang
lebih komplek.
Melalui
proses asimilasi dan akomodasinya, sistem kognisi seseorang berkembang dari
satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga kadang-kadang mencapai keadaan equilibrium,
yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalamannya di
lingkungan.
Berikut
adalah Perkembanagan
intelektual/kognitif anak usia sekolah :
- Anak SD sudah mereaksi rangsangan intelektual/ melaksanakan tugas belajar yg menuntut kemampuan kognitif (CALISTUNG).
- Anak SD sudah mulai berpikir konkret dan rasional (AUD: berpikirnya masih imajinatif/angan-angan saja/khayal)
- Tanda-tanda anak SD berpikir konkret: mengelompokkan benda berdasar ciri yg sama, menyusun/mengasosiasikan angka-angka bilangan, dan memecahkan masalah sederhana.
- Untuk mengembangkan daya kreativitasnya, maka perlu diberi peluang bertanya/berpendapat.
- Upaya sekolah untuk memfasilitasinya adalah menyelenggarakan kegiatan kompetisi bagi siswa terkait perkembangan kognitif, misal: cerdas-cermat, mengarang, menggambar, menulis puisi, dll.
- Pengembangan intelektual siswa
- Mengasah ketajaman pancaindra untuk menerima masukan dari luar (information gathering).
- Mengarahkan persepsi dan perhatian untuk menjaring informasi.
- Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation).
- Mengabstraksi, restrukturalisasi, membuat ringkasan (integrating).
- Menyimpulkan, menduga, elaborasi (generating).
- Identivikasi ciri penting (analyzing).
- Mengurutkan, membedakan, mengelompokkan (organizing).
- Mengingat dengan berbagai cara (remembering)
3.
PERKEMBANGAN BAHASA
Bahasa merupakan salah satu alat vital dalam
perkembangan kognitif. Konsep-konsep permasalahan yang dikaji akan lebih mudah
dimengerti dengan bantuan bahasa. Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam
memahami da menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini
perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa.
Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang tepat untuk menjelaskan
satu tindakan seperti memukul, melempar, menendang, atau menampar. Mereka
belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata lagi, tetapi juga memilih
kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuahan bahasa
adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
Bahasa termasuk dapat berbentuk lisan atau tulisan
dengan mempergunakan tanda (cording),
huruf (alphabetic), bilangan (numerica atau digital), sinar atau cahaya yang dapat merupakan kata-kata (word) atau kalimat (sentences). Mungkin pula berbentuk ga,bar atau lukisan (drawing, picture), gerak-gerik (gestures) dan mimic serta bentuk-bentuk
simbol ekspresif lainnya. Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam
berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Anak menggunakan kemampuan bicara sebagai bentuk komunikasi,
bukan semata-mata sebagai bentuk latihan verbal. Sampai usia 8 tahun minat
membaca anak membaca penuh semangat terutama tentang ceritera-ceritera khayal
seperti misalnya karya Anderson dan Grimm. Sedangkan, pada usia 10-12 tahun
perhatian membaca mencapai puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan
membaca inilah anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai
bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.
Berikut
adalah Perkembanagn bahasa anak usia
sekolah :
- Bahasa adalah sarana berkomunikasi.
- Usia sekolah mrp masa berkembangnya perbendaharaan kata.
- Pada awal masa sekolah anak baru menguasai 2.500 kata dan masa akhir (11-12 th) menguasai 5.000 kata.
- Tujuan pelajaran bahasa di sekolah:
- Siswa mampu berkomunikasi baikdg org lain.
- Siswa mampu mengekspresikan pikiran, perasaannya.
- Siswa mampu memahami isi bacaan.
- Untuk memfasilitasi perkembangan bahasa anak, maka orang tua/sekolah harus memberikan kesempatan kpd siswa untuk menuangkan gagasannya (mengarang dll.)
Pada masa anak sekolah, dengan dikuasainya ketrampilan membaca dan berkomunikasi
dengan orang lain, maka pada periode 6-8 tahun ia dengan denang hati membaca
atau mendengar dongeng fantasi, usia 10-12 tahun gemar cerita yang besifat
kritis (tentang pejalan,riwayat para pahlawan, dan sebagainya). Pada masa
remaja awal, mereka senang menggunakan bahasa sandi atau bahsa yang berlaku
pada gangn ya sehingga banyak maenimbullkan kepensaran (curiousity) pihak luar mereka untuk berusaha memahaminy, dann mulai
berkembang untuk mempelajari bahasa asing. Pembentukan bahsa pada anak-anak
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
latihan dan motivasi untuk belajar dengan melalui proses conditioning dan reinforcement
(Lefransois, 1975). Meskipun isi dan jenis bahasa yang dipelajari manusia
itu bern=beda-beda, namun terdapat pola urutan perkembangan tyang bersifat
universal dalam proses perkembangan bahasa yauitu mulai dengan meraba, lalu
bicara pada dirinya atau benda mainnya, dan gemar bertanya.
4.
PERKEMBANGAN
MORAL
Perkembangan moral ditandai dengan kemampuan anak
untuk memahami aturan, norma dan etika yang berlaku di masyarakat. Perilaku
moral banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua serta perilaku moral dari orang-orang
di sekitarnya. Perkembangan moral ini juga tidak terlepas dari perkembangan
kognitif dan emosi anak. Perkembangan moral tidak terlepas dari perkembangan
kognitif dan emosi anak.
Menurut Piaget, anatar usia 5-12 tahun konsep anak
mengenaia keadilan sudah berubah. Piaget menyatakan bahwa relativisme moral
menggantikan moral yang kaku. Misalnya: bagi anak usia 5 tahun, berbohong
adalah hal yang buruk, tetapi bagi anak yang lebih besar sadar bahwa dalam
beberapa situasi, berbohong adalah dibenarkan dan oleh karenanya berbohong
tidak terlalu buruk. Piaget berpendapat bahwa anak yang lebih muda ditandai
dengan moral yang heteronomous sedangkan anak pada usia 10 tahun mereka sudah
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut moralitas autonomous.
Kohlberg menyatakan adanya 6 tahap perkembangan moral.
Ke-enam tahap tersebut terjadi pada tiga tingkatan, yakni tingkatan :
1. Pra-konvensional,
anak peka terhadap peraturan-peraturan yang belatar belakang budaya dan
terhadap penilaian baik-buruk, benar-salah tetapi anak mengartikannya
dari sudut akibat fisik suatu tindakan.
2. Konvensional,
memenuhi harapan-harapan keluarga, kelompok atau agama dianggap sebagai sesuatu
yang berharga pada dirinya sendiri, anak tidak perduli apapun akan
akibat-akibat langsung yang terjadi. Sikap yang nampak pada tahap ini terlihat
dari sikap ingin loyal, ingin menjaga, menjunjung dan member justifikasi pada
ketertiban.
3. Pasca-konvensional,
ditandai dengan adanya usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai moral dan
prinsip-prinsip yang sohih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari otoritas
kelompok atau orang yang memegang prinsip-prinsip tersebut terlepas apakah
individu yang bersangkutan termasuk kelompok itu atau tidak.
5.
PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan.
Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu
kuat dan berulang-ulang. Hurlock
menyatakan bahwa ungkapan emosi yang muncul pada masa ini masih sama dengan
masa sebelumnya, seperti: marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira,
sedih, dan kasih sayang.
Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir :
1) Emosi anak
berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya beberapa menit dan
sifatnya tiba-tiba.
2) Emosi anak
kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah atau sedang bersendau
gurau.
3) Emosi anak
mudah berubah.
4) Emosi anak
nampak berulang-ulang.
5) Respon emosi
anak berbeda-beda.
6) Emosi anak
dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah lakunya.
7) Emosi anak
mengalami perubahan dalam kekuatannya.
8) Perubahan
dalam ungkapan-ungkapan emosional.
Perkembangan emosi anak usia sekolah :
- Usia kelas 4,5,6 SD anak mulai menyadari pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima. Oleh karena itu, ia menyadari untuk mengendalikan emosinya.
- Kemampuan mengontrol emosi diperoleh melalui peniruan dan latihan (pembiasaan).
- Lingkungan keluarga/sekolah memberikan contoh yg berarti dalam pengendalian emosinya.
- Anak yg dibesarkan dlm lingkungan yg terjaga kestabilan emosionalnya, maka perkembangan emosi anak cenderung stabil, begitu sebaliknya.
- Karakteristik emosi anak.
Karakteristik emosi yg stabil/sehat :
- Menunjukkan wajah ceria.
- Mau bergaul dengan teman secara baik
- Bergairah dalam belajar.
- Dapat berkonsentrasi dalam belajar.
- Bersikap menghargai orang lain dan diri sendiri.
Karakteristik emosi yang tidak stabil/tidak
sehat :
- Menunjukkan wajah murung.
- Mudah tersinggung.
- Tidak mau bergaul dengan orang lain.
- Suka marah.
- Suka mengganggu teman.
- Tidak percaya diri.
Upaya guru untuk menciptakan suasana belajar yg
kondusif :
- Mengembangkan suasana kelas yg bebas dari ketegangan (sikap ramah, tidak galak).
- Memperlakukan siswa sbg individu yang mempunyai harga diri (guru menghargai pendapat siswa, karya siswa, tdk mencemooh pekerjaan siswa/ tdk ada istilah anak emas/anak tiri).
- Memberikan nilai yg objektif.
- Menciptakan kondisi kelas yg tertib, bersih, dan sehat.
6.
PERKEMBANGAN SOSISAL
Maksud perkembangan sosial ini
adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,
tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak dipengaruhi oleh keluarga,
teman sebaya dan guru.
1) Kegiatan
bermain
Bermain
sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan social anak. Dengan bermain
anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan berbagai pengalaman
berharga. Bermain secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak
untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.
2) Teman sebaya
Teman sebaya
memberikan pengaruh pada perkembangan social baik yang bersifat positif maupun
yang negatif. Pengaruh positif terlihat pada pengembangan konsep diri dan
pembentukan harga diri. Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok,
mencuri, membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
Sejalan dengan apa yang telah diuraikan di atas perkembangan manusia
mengikuti pola umum, meskipun terdapat perbedaan yang menyangkut irama dan
tempo perkembangan. Secara umum tahapan perkembangan manusia akan melalui
beberapa tahap, salah satunya pada usia sekolah.
Berikut adalah perkembangan
sosial anak usia sekolah :
- Perkembangan sosial adalah kematangan dlm hubungan /interaksi sosial .
- Penyesuaian diri terhadap norma-norma kelompok, tradisi, dan agama.
- Perkembangan sosial pd anak usia SD ditandai adanya perluasan hubungan (teman/peer group)
- Anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri kpd teman/lingkungannya.
- Berkat perkembangan sosial, anak dpt menyesuaikan diri dg teman/lingkungan
- Sekolah harus bisa memfasilitasi perkembangan sosial dg cara memberikan tugas-tugas kelompok (baik tugas fisik maupun nonfisik).
- Melalui tugas kelompok tanamkan sikap bekerja sama, saling menghormati pendapat teman, tenggang rasa, dan bertanggung jawab.
C.
CIRI CIRI
KHAS PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH
1. Ciri-ciri
khas anak usia sekolah dasar
a. Ada hubungan
yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah.
b. Suka memuji
diri sendiri.
c. Kalau tidak
dapat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, tugas atau pekerjaan itu dianggap
tidak penting.
d. Suka
membandingkan dirinya dengan anak lain, jika hal itu menguntungkan dirinya.
e. Suka
meremehkan orang lain.
f. Perhatiannya
tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
g. Ingin tahu,
ingin belajar dan realistis.
h. Timbul minat
kepada pelajaran-pelajaran khusus.
i.
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat
mengenai prestasi belajarnya di sekolah.
j.
Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau
peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam
kelompoknya.
2. KEMATANGAN
SEKOLAH
Kematangan
merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu
dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Akan tetapi, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor
keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri
yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
Kematangan merupakan suatu hasil dari perubahan-perubahan tertentu dan
penyesuaian struktur pada diri individu seperti adanya kematangan
jaringan-jaringan tubuh, saraf dan kelenjar-kelenjar yang disebut kematangan
biologis. Kematangan pada aspek meliputi keadaan berfikir, rasa, kemauan, dan
lain-lain. Kematangan sekolah merupakan kesiapan anak dalam memasuki masa-masa
sekolah. Usia anak yang matang sekolah yaitu sekitar umur 7 tahun. Kriteria /
kategori kematangan sekolah adalah :
a. Anak sudah
dapat menangkap masalah-masalah yang bersifat abstrak seperti matematika dan
angka-angka.
b. Anak sudah
dapat menggambar dengan lebih rapi.
c. Anak sudah
dapat mandi sendiri, berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri, mengikat tali
sepatu serta menyisir rambut dengan benar.
d. Anak sudah
lebih mampu mengendalikan tubuhnya untuk duduk dan mendengarkan pelajaran
daripada masa sebelumnya, walaupun mereka lebih senang melakukan kegiatan
fisik.
3. TUGAS
PERKEMBANGAN
Pada masa
ini anak sudah semakin luas lingkungan pergaulannya. Anak sudah banyak bergaul
dengan orang-orang di luar rumah. Masyarakat mengharapkan agar anak menguasai
dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya agar diterima dengan baik oleh
lingkungannya.
Adapun tugas-tugas perkembangan pada
masa anak sekolah adalah :
- Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain.
- Sebagai makhluk yang sedang tumbuh, mengembangkan sikap yang sehat mengenai diri sendiri.
- Belajar bergaul dengan teman sebaya.
- Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita.
- Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
- Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai.
- Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
- Mencapai kebebasan pribadi.
Keberhasilan
dalam menyelesaikan tugas perkembangan ditentukan oleh lingkungan keluarga,
orang tua, orang-orang terdekat dalam keluarga dan guru di sekolah.
4. IMPLIKASI
TUGAS PERKEMBANGAN PADA PENDIDIKAN
Pada masa
ini anak mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian, meskipun masih
terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret, dapat digambarkan atau pernah
dialami. Meskipun sudah mampu berpikir logis, tetapi cara berpikir mereka masih
berorientasi pada kekinian. Baru pada masa remajalah anak dapat benar-benar
berpikir abstrak, membuktikan hipotesisnya dan melihat berbagai kemungkinan
dimana anak sudah mencapai tahapan berpikir operasi formal. Anak telah mampu
menggunakan simbol-simbol untuk melakukan suatu kegiatan mental, mulailah
digunakan logika.
Pada masa
ini umumnya egosentrisme mulai berkurang. Anak mulai memperhatikan dan menerima
pandangan orang lain. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap social. Materi
pembicaraan mulai lebih ditunjukkan kepada lingkungan social, tidak pada
dirinya saja. Mampu mengelompokkan benda-benda yang sama ke dalam dua atau
lebih kelompok yang berbeda. Anak mampu mengklasifikasikan objek menurut beberapa
tanda dan mampu menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan suatu dimensi. Mulai
timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat berpikir
dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Mengalami kemajuan dalam
pengembangan konsep. Pengalaman langsung sangat membantu dalam berpikir. Oleh
sebab itu, guru perlu mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan
mencoba menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.
D.
KESIMPULAN
Aspek-aspek perkembangan meliputi perkembangan fisik, perkembangan
kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan moral, perkembangan emosi dan
perkembangan sosial.
Ciri-ciri
khas anak usia sekolah, yaitu
·
Emosi masih labil
·
Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
·
Suka membandingkan dirinya dengan orang lain
·
Menganggap sesuatu tidak penting
Kematangan sekolah
Kematangan sekolah merupakan
kesiapan anak dalam memasuki masa-masa sekolah. Kriteria / kategori kematangan
sekolah adalah :
- Anak dapat menangkap masalah
- Anak dapat menggambar dengan rapi
- Anak sudah dapat melakukan kegiatan sehari-hari
Implikasi tugas perkembangan pada pendidikan
Anak mampu berpikir logis mengenai
objek dan kejadian, meskipun masih terbatas pada hal-hal yang sifatnya konkret.
Mulai timbul pengertian tentang jumlah, panjang, luas dan besar. Anak dapat
berpikir dari banyak arah atau dimensi pada satu objek. Sehingga guru perlu
mengamati dan mendengar apa yang dilakukan oleh siswa dan mencoba
menganalisisnya bagaimana siswa berpikir.
Penanaman moral dan kepribadian yang baik
sangat menentukan dalam membentuk sikap
peserta didik pada usia selanjutnya.
E.
DAFTAR
PUSTAKA
http://rubiyandi.blogspot.com/2012/01/makalah-karakteristik-perkembangan-anak.html. diakses pada 06 april 2015
https://dindhut.wordpress.com/2014/03/09/makalah-perkembangan-anak-pada-usia-sekolah/.diakses pada 06 april 2015
http://remajasampit.blogspot.com/2012/02/karakteristik-perkembangan-usia-sekolah.html diakses pada 06 april 2015